Dokter Wanita Ini Beruntung, 3 Syarat Jadi Perwira TNI Tak Lulus, Tetap Diterima Jenderal Andika
Nasib baik berpihak kepada seorang dokter lazim lulusan Universitas Indonesia (UI).
Meski ada 3 syarat jadi perwira TNI tidak terpenuhi, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa senantiasa meluluskan.
Jenderal Andika Perkasa memastikan untuk terima seorang dokter Calon Perwira Karier TNI yang gagal di tiga bidang beberapa syarat di dalam Sidang Pantukhir Penerimaan Calon Pa PK TNI (Reguler) Tahun 2021.
Awalnya di dalam sidang tersebut seorang panitia menghendaki perhatian Jenderal Andika terhadap berkas seorang dokter lazim lulusan Universitas Indonesia calon Perwira Karier TNI Wanita Angkatan Darat.
Panitia memohon kepada Jenderal Andika untuk memperhitungkan calon tersebut karena hasil psikologi dan akademisnya bagus tips seleksi polri .
Selain itu, panitia tersebut menyatakan calon tersebut merupakan binaan TNI Angkatan Darat di Universitas Indonesia (UI).
Jenderal Andika lantas menanyakan mengapa calon tersebut dinyatakan tidak lulus.
Berdasarkan penjelasan panitia, diketahui bahwa calon tersebut tidak lulus di bidang administrasi karena tinggi badannya kurang 1 cm berasal dari beberapa syarat yang telah ditentukan.
Selain itu, calon tersebut juga dinyatakan tidak lulus di bidang kesehatan karena memakai kacamata.
Terakhir, calon tersebut juga dinyatakan tidak lulus di bidang jasmani karena suasana fisiologis yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan.
Setelah mendengar penjelasan tersebut, Jenderal Andika lantas memperlihatkan untuk terima calon tersebut dengan catatan bimbel akpol akmil bekasi .
“Ini kasih catatan, kasih bintang, no 4 wanita yaitu untuk kedokteran umum. Diterima tetapi kasih bintang,” kata Andika dikutip berasal dari tayangan Insight TNI di kanal Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa yang diunggah, Minggu (20/2/2022).
Dalam tayangan yang sama, diketahui bahwa sosok calon tersebut adalah Rifqha Aulina.
Rifqha merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2014 yang lulus terhadap 2021 berasal dari kelas internasional.
Ia mengungkapkan motivasinya jadi seorang dokter militer karena bapak dan teman-teman ayahnya bertugas sebagai dokter militer.
Selain itu, kata dia, ia juga terpesona dengan seorang dokter militer spesialis paru yaitu Brigjen TNI Dewi Puspitorini.
Sosok Dewi yang dinilainya sangat berjasa di masa pandemi Covid-19 menginspirasinya untuk berkarier di bidang kedokteran militer.
Selain itu, berasal dari sosok Dewi, ia juga lihat bahwa dokter wanita miliki peluang untuk berkarier dan miliki pangkat yang tinggi di TNI.
“Itu menegaskan aku bahwa dengan jadi perempuan itu tidak menghalangi untuk karier di tentara,” kata Rifqha.
Ia merasa percaya jadi dokter militer merupakan jalur yang terbaik bagi dirinya.
Hal itu karena menurutnya, militer membawa korps kesehatan yang besar di semua Indonesia.
Dengan demikian, menurutnya, ia bisa memperluas pengabdiannya dengan berhimpun ke korps kesehatan TNI.
Rifqha menghendaki bisa merintis pendidikan dengan baik dan bisa mengabdi di mana pun ia ditaruh di semua Indonesia.
Ia juga menghendaki bisa bekerja di Cell Cure Centre RSPAD Gatot Soebroto agar bisa menerapkan ilmunya di sana.
“Dan terkecuali diberikan peluang aku dambakan kuliah lagi di luar negeri untuk meneruskan pengetahuan stem cell (sel punca) tersebut agar bisa diterapkan lebih jauh di Indonesia dan aku bisa memberi tambahan kontribusi ke perkembangan terapi stem cell di Indonesia,” kata dia. (*)